PROSES
INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA YANG MERANTAU DI KOTA MAKASSAR
DISUSUN OLEH
KELOMPOK
HASMIAH
DEVI SASMITA
VIDYA SARI NUR
FAIDAH
PPKn. C. 2015
FAKULTAS
KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
A.
Latar
Belakang
Homans ( dalam Ali, 2004: 87)
mendefinisikan interaksi
sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu
tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan
oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain
yang menjadi pasangannya.
Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial
adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan
perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku
mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan
Kelley bahwa interak si sosial sebagai peristiwa
saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama,
mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain.
Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi
individu lain.
Menurut Bonner ( dalam Ali, 2004)
interaksi merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana
kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau
sebaliknya. Jadi dari beberapa menurut para ahli di atas kami dapat simpulkan
bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak
yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.
Proses interaksi sosial yang terjadi
dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan
empati.
1.
Imitasi
merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan,
atau tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.
2.
Sugesti
merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang
kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir
rasional.
3.
Simpati
merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain
karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai
yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
4.
Identifikasi
merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain
yang ditiru (idolanya)
5.
Empati
merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang
lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain.
Jika proses interaksi sosial tidak terjadi
secara maksimal akan menyebabkan terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor
yang menyebabkan kehidupan terasing misalnya sengaja dikucilkan dari
lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh perbedaan ras dan perbedaan budaya. Bagi orang-orang yang melakukan perantauan
pasti cukup kesulitan bila melakukan interaksi sosial di lingkungan barunya.
Seperti mahasiswa yang memutuskan kuliah di kota besar, mereka akan menemukan
perbedaan-perbedaan cara berinterinteraksi, bergaul maupun berpakaian dengan
orang di kota. Khususnya mereka yang kental dengan bahasa daerah mereka
masing-masing.
B.
Langkah-langkah Pembelajaran
1.
Mengamati
Pengamatan yang kami lakukan tempatnya di
pondok putri Al-mubaroqah. mahasiswi dengan
latar belakang jurusan dan daerah yang berbeda-beda.
2.
Menanya
Melakukan wawancara kepada beberapa
penghuni kamar tentang proses interaksi sosial mereka di kota Makassar. Berikut
rumusan pertanyaannya :
a.
Apakah ada perbedaan tentang cara anda berinteraksi
dengan orang-orang yang dari daerah anda dan yang ada di kota Makassar ?
b.
Apa kendala yang sering anda jumpai saat berinteraksi
dengan mahasiswa yang berdomisili di kota Makassar ?
3.
Mengumpulkan Data
Jenis pengumpulan data yang kami lakukan :
a.
Wawancara
1)
Narasumber : mahasiswi asal daerah Buton Provinsi Sulawesi Tenggara atas nama Endri. Mengatakan jelas ada perbedaan
ketika berinteraksi dengan orang-orang di daerahnya dengan yang ada di kota
kota Makassar dari segi bahasa. Di daerahnya atau di kampungnya, cara bahasanya
gampang, sopan, dan tidak kasar. Sedangkan saat awal-awal datang di Makassar,
dia sering mengaku kaget dengan bahasa orang-orang kota yang masih perlu dia
cerna, atau sering juga menurutnya orang kota tidak sopan dan cenderung kasar
dalam berinteraksi.Kendala yang sering dijumpainya hanya sebatas bahasa saja.
2) Narasumber : mahasiswi asal daerah Sengkang Provinsi Sulawesi Selatan atas nama Andi Syamsinar. Mengatakan kemanapun kita
pergi pasti ada perbedaan interaksi sosial. Menurutnya, orang-orang di kota
Makassar itu cenderung to the point
bila ingin menyampaikan suatu hal, kadang juga berlebihan dalam menggunakan volume suara. Masyarakat di kota juga
kurang dalam hal empati terhadap sesamanya, namun simpatinya sikap tertarik
terhadap orang lain justru besar, karena sikap ini didorong oleh berbagai
kesamaan dalam diri mereka. Mulai dari cara berfikir, keyakinan, nilai yang
dianut dan lain sebagainya. Kendala yang sering dirasakannya atau dijumpainya
yaitu, orang-orang kota sering melakukan kegiatan meniru. Dalam hal ini imitasi
diartkan sebagai tindakan seseorang yang meniru segala sesuatu yang dialakukan
oleh orang lain. Imitasi ini didorong oleh minat, perhatian, dan rasa kagum
terhadap orang yang hendak ditiru.
3) Narasumber : mahasiswi asal daerah Takalar Provinsi Sulawesi Selatan atas nama Ayudia sriwahyuni. Mengatakan beda, cara
dia berinteraksi dengan orang di kampungnya dengan ora-orang Makassar. Di
kampungnya, masyarakat memiliki rasa empati yang tinggi dan saling menghargai
sedangkan di Makassar, sangat sulit menemukan orang-orang yang benar-benar peduli
dan berempati kepada kita. Kendalanya ialah, dari segi bahasa tentu saja
katanya, memaksakan
mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, adanya pola kelakuan yang berbeda-beda
atau yang bertentangan dengan pola kelakuan di kampong, orang-orang kota juga
terlalu modern mereka terkadang tidak menghargai.
b.
Dokumentasi
wawancara dengan mahasiswi asal daerah Sengkang Provinsi Sulawesi Selatan
wawancara dengan mahasiswi asal daerah Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
c.
Menganalisis Data
Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia,
maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk
mengadakan interaksi.Dalam interaksi sosial ada kemungkinan manusia dapat
menyesuaikan dengan orang lain, atau sebaliknya. Penyesuaian di sini mempunyai
arti yang luas, yaitu bahwa manusia dapat meleburkan diri dengan keadaan di
sekitarnya, atau sebaliknya manusia dapat mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan dalam diri manusia, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh manusia
tersebut. suatu proses di mana seseorang dituntut untuk
bertingkah laku sesuai dengan norma-norma atau adat istiadat yang berlaku di
lingkungan sosialnya. Dalam proses sosialisasinya manusia belajar tingkah laku,
kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga ketrampilan-ketrampilan
sosial seperti bahasa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar