Jumat, 20 April 2018


PROSES INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA YANG MERANTAU DI KOTA MAKASSAR




DISUSUN OLEH
KELOMPOK
HASMIAH
DEVI SASMITA
VIDYA SARI NUR FAIDAH
PPKn. C. 2015

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018


A.      Latar Belakang
Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interak si sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
Menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) interaksi merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya. Jadi dari beberapa menurut para ahli di atas kami dapat simpulkan bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.

Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati.
1.      Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.
2.      Sugesti merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir rasional.
3.      Simpati merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
4.      Identifikasi merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya)
5.       Empati merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain.
Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan menyebabkan terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan kehidupan terasing misalnya sengaja dikucilkan dari lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh perbedaan ras dan perbedaan budaya.  Bagi orang-orang yang melakukan perantauan pasti cukup kesulitan bila melakukan interaksi sosial di lingkungan barunya. Seperti mahasiswa yang memutuskan kuliah di kota besar, mereka akan menemukan perbedaan-perbedaan cara berinterinteraksi, bergaul maupun berpakaian dengan orang di kota. Khususnya mereka yang kental dengan bahasa daerah mereka masing-masing.


B.     Langkah-langkah Pembelajaran
1.      Mengamati
Pengamatan yang kami lakukan tempatnya di pondok putri Al-mubaroqah. mahasiswi  dengan latar belakang jurusan dan daerah yang berbeda-beda.
2.      Menanya
Melakukan wawancara kepada beberapa penghuni kamar tentang proses interaksi sosial mereka di kota Makassar. Berikut rumusan pertanyaannya :
a.       Apakah ada perbedaan tentang cara anda berinteraksi dengan orang-orang yang dari daerah anda dan yang ada di kota Makassar ?
b.      Apa kendala yang sering anda jumpai saat berinteraksi dengan mahasiswa yang berdomisili di kota Makassar ?
3.      Mengumpulkan Data
Jenis pengumpulan data yang kami lakukan :
a.         Wawancara
1)        Narasumber : mahasiswi asal daerah Buton Provinsi Sulawesi Tenggara atas nama Endri. Mengatakan jelas ada perbedaan ketika berinteraksi dengan orang-orang di daerahnya dengan yang ada di kota kota Makassar dari segi bahasa. Di daerahnya atau di kampungnya, cara bahasanya gampang, sopan, dan tidak kasar. Sedangkan saat awal-awal datang di Makassar, dia sering mengaku kaget dengan bahasa orang-orang kota yang masih perlu dia cerna, atau sering juga menurutnya orang kota tidak sopan dan cenderung kasar dalam berinteraksi.Kendala yang sering dijumpainya hanya sebatas bahasa saja.
2)     Narasumber : mahasiswi asal daerah Sengkang Provinsi Sulawesi Selatan atas nama Andi Syamsinar. Mengatakan kemanapun kita pergi pasti ada perbedaan interaksi sosial. Menurutnya, orang-orang di kota Makassar itu cenderung to the point bila ingin menyampaikan suatu hal, kadang juga berlebihan dalam menggunakan volume suara. Masyarakat di kota juga kurang dalam hal empati terhadap sesamanya, namun simpatinya sikap tertarik terhadap orang lain justru besar, karena sikap ini didorong oleh berbagai kesamaan dalam diri mereka. Mulai dari cara berfikir, keyakinan, nilai yang dianut dan lain sebagainya. Kendala yang sering dirasakannya atau dijumpainya yaitu, orang-orang kota sering melakukan kegiatan meniru. Dalam hal ini imitasi diartkan sebagai tindakan seseorang yang meniru segala sesuatu yang dialakukan oleh orang lain. Imitasi ini didorong oleh minat, perhatian, dan rasa kagum terhadap orang yang hendak ditiru.
3)   Narasumber : mahasiswi asal daerah Takalar Provinsi Sulawesi Selatan atas nama Ayudia sriwahyuni. Mengatakan beda, cara dia berinteraksi dengan orang di kampungnya dengan ora-orang Makassar. Di kampungnya, masyarakat memiliki rasa empati yang tinggi dan saling menghargai sedangkan di Makassar, sangat sulit menemukan orang-orang yang benar-benar peduli dan berempati kepada kita. Kendalanya ialah, dari segi bahasa tentu saja katanya, memaksakan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, adanya pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan dengan pola kelakuan di kampong, orang-orang kota juga terlalu modern mereka terkadang tidak menghargai.
b.      Dokumentasi

                                         wawancara dengan mahasiswi asal derah Buton Provinsi Sulawesi Tenggara

                                    wawancara dengan mahasiswi asal daerah Sengkang Provinsi Sulawesi Selatan

                                   wawancara dengan mahasiswi asal daerah Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

c.       Menganalisis Data
Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi.Dalam interaksi sosial ada kemungkinan manusia dapat menyesuaikan dengan orang lain, atau sebaliknya. Penyesuaian di sini mempunyai arti yang luas, yaitu bahwa manusia dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya manusia dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri manusia, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh manusia tersebut. suatu proses di mana seseorang dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan norma-norma atau adat istiadat yang berlaku di lingkungan sosialnya. Dalam proses sosialisasinya manusia belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga ketrampilan-ketrampilan sosial seperti bahasa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESETARAAN GENDER DALAM DUNIA PENDIDIKAN (LINGKUNGAN KAMPUS UNISMUH MAKASSAR) OLEH DEVI SASMITA 10543001761...