PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK ANTAR MAHASISWA
OLEH
KELOMPOK
DEVI SASMITA
VIDYA SARI NUR FAIDAH
PPKn C 015
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
A.
Latar Belakang
Konflik berasal
dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik
yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik.
Walgito (2010) mengemukakan pada dasarnya konflik
merupakan situasi
dimana
dua orang atau lebih atau kelompok tidak setuju terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan atau aktivitas yang tidak memiliki kecocokan. Ada berbagai macam bentuk
konflik, diantaranya yaitu konflik intrapersonal (konflik dengan diri sendiri),
konflik interpersonal (konflik antar pribadi), konflik antar anggota kelompok, konflik
antara kelompok dengan kelompok, konflik antar organisasi serta konflik antar negara
(Wirawan, 2010).
Kampus
merupakan salah satu sarana pendidikan yang membantu mewujudkan gene rasi muda berprestasi
dan unggul dalam bidang tertentu. Kata “maha” dalam kamus Bahasa
Indonesia yang
berarti besar menandakan bahwa seorang mahasiswa memiliki tanggung jawab dan
perananan yang besar pula. Gandhi (1999) memaparkan bahwa tugas seorang
mahasiswa adalah membantu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Berdasarkan
penelitian Komariah (2003) ada dua kelompok mahasiswa, kelompok pertama adalah
mahasiswa yang berorientasi pada karir dan diri sendiri atau disebut mahasiswa
biasa dan kelompok kedua adalah mahasiswa yang mementingkan nilai serta ide universal
atau orientasi keluar dari diri mereka sendiri, kelompok ini disebut aktivis.
Fenomena
yang terjadi di dalam kampus erat kaitannya dengan mahasiswa. Fenomena
yang terjadi akhir–akhir ini sangatlah memprihatinkan, karena kecenderungan
merosotnya moral bangsa hampir terasa di semua strata kehidupan. Krisis moral
ini kemudian diikuti dengan menyuburnya pola hidup konsumtif, materialistis,
hedonis, dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa
kemanusiaan, kebersamaan, dan kesetiakawanan sosial.
Sedangkan untuk kalangan perguruan tinggi, tawuran
mahasiswa juga masih terjadi dimana mana. Khususnya di Makassar, tawuran
pelajar seakan menjadi rutinitas. Bahkan Makassar terkenal dengan istilah “kota
tawuran”. Pasalnya hampir setiap tahunnya terjadi tawuran antar mahasiswa baik
lain perguruan tinggi, maupun satu perguruan tinggi tapi beda fakultas dan beda
jurusan. Sungguh fakta yang mencerminkan masih buram dan rapuhnya pendidikan di
negeri ini.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Mengamati
Pengamatan yang kami lakukan tempatnya di kampus Unismuh Makassar
2. Menanya
Melakukan wawancara kepada beberapa
mahasiswi tentang penyebab terjadinya konflik antar mahasiswa. Berikut pertanyaannya
: menurut anda apa yang menyebabkan sering terjadinya konflik antar mahasiswa?
3. Mengumpulkan Data
Jenis pengumpulan data yang kami lakukan, yaitu :
a.
Wawancara
1)
Informan
pertama:
Menurut informan pertama penyebab terjadinya konflik antar
mahasiswa yaitu mahasiswa aktivis yang sering
berinteraksi dengan berbagai macam orang lebih mudah mengalami sebuah konflik
dibandingkan dengan mahasiswa biasa. Misalnya konflik dengan teman di
organisasi berupa salah paham atau miss komunikasi.
2)
Informan kedua:
Menurut informan
kedua penyebab terjadinya konflik yaitu: jawabannya hampir sama dengan informan
pertaman namun dia lebih menjelaskan tentang konflik dengan teman di luar organisasi
masalah terpicunya itu berupa perbedaan pendapat, adanya perbedaan ideologi,
serta pencitraan negatif terhadap mahasiswa aktivis.
3)
Informan ketiga:
Menurut informan
ketiga penyebab terjadinya konflik yaitu: terjadinya mis komunikasi yag
menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat dan kesalahahaman antara satu pihak
dan yang lainnya sehingga menyakiti ego mereka dan tersinggung dengan pihak
lain.
C.
Analisii Data
Hasil
dari analisis peneliti penyebab terjadinya konflik yaitu mahasiswa aktivis yang
sering berinteraksi dengan berbagai macam orang lebih mudah mengalami sebuah
konflik dibandingkan dengan mahasiswa biasa. Seperti dalam perbedaan pendapat karena
mis komunikasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat, perbedaan ideologi,
serta pencitraan negatif terhadap mahasiswa aktivis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar