Kamis, 10 Mei 2018





PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK ANTAR MAHASISWA



  

OLEH
KELOMPOK

DEVI SASMITA
VIDYA SARI NUR FAIDAH
PPKn C 015


FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018

A.      Latar Belakang
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Walgito (2010) mengemukakan pada dasarnya konflik merupakan situasi dimana dua orang atau lebih atau kelompok tidak setuju terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keadaan atau aktivitas yang tidak memiliki kecocokan. Ada berbagai macam bentuk konflik, diantaranya yaitu konflik intrapersonal (konflik dengan diri sendiri), konflik interpersonal (konflik antar pribadi), konflik antar anggota kelompok, konflik antara kelompok dengan kelompok, konflik antar organisasi serta konflik antar negara (Wirawan, 2010).
Kampus merupakan salah satu sarana pendidikan yang membantu mewujudkan gene rasi muda berprestasi dan unggul dalam bidang tertentu. Kata “maha” dalam kamus Bahasa Indonesia yang berarti besar menandakan bahwa seorang mahasiswa memiliki tanggung jawab dan perananan yang besar pula. Gandhi (1999) memaparkan bahwa tugas seorang mahasiswa adalah membantu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Berdasarkan penelitian Komariah (2003) ada dua kelompok mahasiswa, kelompok pertama adalah mahasiswa yang berorientasi pada karir dan diri sendiri atau disebut mahasiswa biasa dan kelompok kedua adalah mahasiswa yang mementingkan nilai serta ide universal atau orientasi keluar dari diri mereka sendiri, kelompok ini disebut aktivis.
Fenomena yang terjadi di dalam kampus erat kaitannya dengan mahasiswa. Fenomena yang terjadi akhir–akhir ini sangatlah memprihatinkan, karena kecenderungan merosotnya moral bangsa hampir terasa di semua strata kehidupan. Krisis moral ini kemudian diikuti dengan menyuburnya pola hidup konsumtif, materialistis, hedonis, dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa kemanusiaan, kebersamaan, dan kesetiakawanan sosial.
Sedangkan untuk kalangan perguruan tinggi, tawuran mahasiswa juga masih terjadi dimana mana. Khususnya di Makassar, tawuran pelajar seakan menjadi rutinitas. Bahkan Makassar terkenal dengan istilah “kota tawuran”. Pasalnya hampir setiap tahunnya terjadi tawuran antar mahasiswa baik lain perguruan tinggi, maupun satu perguruan tinggi tapi beda fakultas dan beda jurusan. Sungguh fakta yang mencerminkan masih buram dan rapuhnya pendidikan di negeri ini.
B.       Langkah-Langkah Pembelajaran

1.      Mengamati
  Pengamatan yang kami lakukan tempatnya di kampus Unismuh Makassar
2.    Menanya
            Melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswi tentang penyebab terjadinya konflik antar mahasiswa. Berikut pertanyaannya : menurut anda apa yang menyebabkan sering terjadinya konflik antar mahasiswa?
3.    Mengumpulkan Data
Jenis pengumpulan data yang kami lakukan, yaitu :
a.       Wawancara
1)   Informan pertama:
Menurut informan pertama penyebab terjadinya konflik antar mahasiswa yaitu mahasiswa aktivis yang sering berinteraksi dengan berbagai macam orang lebih mudah mengalami sebuah konflik dibandingkan dengan mahasiswa biasa. Misalnya konflik dengan teman di organisasi berupa salah paham atau miss komunikasi.
2)      Informan kedua:
Menurut informan kedua penyebab terjadinya konflik yaitu: jawabannya hampir sama dengan informan pertaman namun dia lebih menjelaskan tentang konflik dengan teman di luar organisasi masalah terpicunya itu berupa perbedaan pendapat, adanya perbedaan ideologi, serta pencitraan negatif terhadap mahasiswa aktivis.
3)        Informan ketiga:
Menurut informan ketiga penyebab terjadinya konflik yaitu: terjadinya mis komunikasi yag menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat dan kesalahahaman antara satu pihak dan yang lainnya sehingga menyakiti ego mereka dan tersinggung dengan pihak lain.
C.     Analisii Data
Hasil dari analisis peneliti penyebab terjadinya konflik yaitu mahasiswa aktivis yang sering berinteraksi dengan berbagai macam orang lebih mudah mengalami sebuah konflik dibandingkan dengan mahasiswa biasa. Seperti dalam perbedaan pendapat karena mis komunikasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat, perbedaan ideologi, serta pencitraan negatif terhadap mahasiswa aktivis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESETARAAN GENDER DALAM DUNIA PENDIDIKAN (LINGKUNGAN KAMPUS UNISMUH MAKASSAR) OLEH DEVI SASMITA 10543001761...