KESETARAAN GENDER DALAM DUNIA PENDIDIKAN
(LINGKUNGAN KAMPUS UNISMUH MAKASSAR)
OLEH
DEVI SASMITA
105430017615
PPKn C 015
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
A. Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan sarana paling strategis dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial
dan budaya yang berkembang di dalam masyarakat. Proses pendidikan yang
sedemikian strategis dalam mentransformasikan nilai-nilai sosial dan budaya
tersebut, disadari ataupun tidak telah turut serta mengembangkan ketidak adilan
gender. Budaya yang bias gender dapat berkembang dan tetap ada tidak lepas dari
proses pendidikan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Munculnya
ketimpangan gender di masyarakat merupakan estafet dari generasi satu ke
generasi berikutnya melalui proses pendidikan yang tidak berbasis pada keadilan
dan kesetaraan gender.
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya
kesenjangan gender, karena dengan pendidikan baik laki-laki dan perempuan dapat
mengetahui dan mendapatkan ilmu tentang gender. Dengan demikian, lembaga
pendidikan memiliki peran dalam mensosialisasikan nilai dan norma yang
berkembang dalam masyarakat tidak terkecuali nilai dan norma tentang gender
dalam buku-buku pelajaran dan kondisi belajar-mengajar (Khotimah, 2008). Dalam
pendidikan, hal tersebut dapat dilihat dalam kurikulum, karena kurikulum
menggambarkan tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan yang dijabarkan
melalui materi pembelajaran, pokok bahasan, dan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan GBHN 1999-2004 serta UU No 25 Tahun 2000 tentang Propenas dan
Kesepakatan Forum Pendidikan Dunia tekait pendidikan untuk semua disepakati
bahwa pendidikan harus menerapkan kesetaraan gender termasuk merumuskan
kurikulum yang berbasis pada kesetaraan gender (Khotimah, 2008).
Kesenjangan gender hingga sekarang masih saja terjadi di berbagai
bidang dalam kehidupan manusia, seperti
dalam bidang pertanian, perikanan dan bidang lainnya. Pendidikan yang merupakan
salah satu cara untuk dapat mewujudkan kesetaraan gender juga masih mengalami
kesenjangan gender. Berbagai hal yang
dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan gender. Dampak yang ditimbulkan akibat
kesenjangan gender pun juga beragam. Oleh karena itu, tulisan ini akan
memaparkan mengenai kesenjangan gender dalam pendidikan.
B. Langkah-langkah pembelajaran
1. Mengamati
Pengamatan
yang kami lakukan tempatnya di kampus Unismuh Makassar
2. Menanya
Melakukan
wawancara kepada beberapa mahasiswi tentang kesetaraan gender dalam dunia
pendidikan. Berikut pertanyaannya: apakah pendidikan di kampus Unismuh sudah
mengapresiasi kesetaraan Gender?
3. Mengumpulkan
Data
Jenis
pengumpulan data yang kami lakukan, yaitu :
a.
Wawancara
1)
Informan
pertama: sejauh yang saya lihat tidak ada yang
memperlihatkan ketidaksetaraan gender, laki-laki dan perempuan memiliki potensi
dan kesempatan yang sama dalam pendidikan. Namun dalam lingkungan kelas saya
perempuannya hanya beberapa pesen yang aktif dalam proses pembelajaran.
2)
Informan kedua: ya kampus unismuh sudah
mengapresiasi kesetaraan gender, laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan
yang sama dalam mengenyam pendidikan di kampus unismuh baik dalam kegiatan
perkuliahan maupun dalam kegiataan berorganisasi
3)
Informan ketiga: jawabannya tidak jauh
beda dengan informan kedua, unismuh sudah mengapresiasi kesetaaan gender.
Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama baik dalam kegiatan
perkuliahan maupun dalam berorganiasi. Seperti dalam kegiatan berorganisasi
laki-laki dan perempuannya memiliki kesempatan ikut serta mengambil bagian dari
kegiatan tersebut.
b.
Dokumentasi
c.
Menganalisis
data
Hasil dari penelitian saya,
berdasarkan wawancara dari beberapa informan bahwa kampus Unismuh sudah
mengapresiasi kesetaraan gender. Laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan
yang sama baik dalam kegaiatan perkuliahan maupun dalam berorganisasi. Sedikit
penjelasan dari saya bahwa perlu pendidikan yang tidak diskriminatif.
Tujuannya adalah untuk meyetarakan hubungan antara laki-laki dan perempuan.
Selain itu agar perempuan dapat menjadi agen perubahan sehingga dapat
mengurangi kemiskinan yang selama ini banyak dialami masyarakat khususnya
perempuan. Peningkatan dalam pendidikan akan meningkatkan status perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar