Sabtu, 05 Mei 2018


PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA TENTANG PERAYAAN HARI VALENTINE




OLEH
KELOMPOK

DEVI SASMITA
VIDYA SARI NUR FAIDAH
PPKn C 015


FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018

A.      Latar Belakang
Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan (1982) adalah perubahan perubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap,dan pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat. Tekanan padadefinisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan mana kemudian mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.
Sedangkan menurut Kingsley Davis (1960) perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan funsi masyarakat. Perubahan kebudayaan dalam masyarakat merupakan gejala perubahan pola hidup, kebiasaan dan struktur sosial dalam masyarakat yang disebabkan oleh beberapa faktor. Perubahan kebudayaan ini merupakan hal alami yang terjadi di masyarakat dikarenakan sifat alami manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan, salah satunya adalah perubahan sosial pada kalangan anak muda Indonesia yang mulai menganut sosial budaya asing yaitu merayakan Hari Valentine atau hari kasih sayang yang masuk dari budayaEropa. Negara Indonesia mempunyai normanorma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial, norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masingdalam mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yangditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memilikimanfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telahditetapkan pasti ada sanksi bagi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma,apapun jenis norma ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.Kenyataan yang terjadi saat ini banyak anak muda yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia.
Anak muda di Indonesia tidak menghiraukan lagi norma-norma yangada, salah satu penyebabnya adalah kemudahan mengakses budaya asing serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat usia mudarawan tergoda dengan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya, sikap yang belum dewasa membuat mereka tidak dapat membedakan yang baik dengan yang buruk, seperti masuknya budaya merayakan hari kasih sayang (Valentine’s Day )yang tidak bisa diterima dengan baik oleh kalangan anak muda di Indonesia,sebagian dari mereka tidak hanya menganggap hari tersebut sebagai hari kasihsayang namun berkembang menjadi hal-hal yang tidak pantas dilakukan oleh usiaremaja seperti melakukan hubungan suami istri, hal ini juga didukung oleh banyaknya situs situs porno yang masuk ke Indonesia, permasalahan ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat khususnya kalangan anak muda.
B.       Langkah-Langkah Pembelajaran
1.      Mengamati
Pengamatan yang kami lakukan tempatnya di kampus Unismuh Makassar
2.    Menanya
Melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswi tentang perayaan hari valentine di indonesia. Berikut pertanyaannya : bagaimana menurut anda tentang perayaan hari valentine di indonesia menurut perspektif islam?
3.    Mengumpulkan Data
Jenis pengumpulan data yang kami lakukan, yaitu :
a.    Wawancara
1)   Informan pertama atas nama uci ashari: mengatakan hari valentine merupakan sebuah tradisi bangsa Barat dimana pada hari itu, merupakan simbol hari kasih sayang dengan pertukaran hadiah,  umumnya yaitu coklat dan bunga. Di dalam Islam tentu tidak ada karena Islam sudah mamiliki hari kasih sayang sendiri yaitu Idul Adha dan Idul Fitri dimana kita sesama Muslim saling maaf memaafkan, kita sebagai umat Muslim tentu tidak boleh mengikutinya karena apabila kita mengikutinya itu sama seperti halnya perayaan Natal, yang merupakan hari spesial dalam agama Kristen. Apabila kita mengikuti mereka, itu  berarti kita termasuk sebagian dari kelompok mereka, adapun mungkin mereka yang ikut-ikutan itu karena kebanyakan belum tahu asal dan usulnya dan hubungannya dengan Islam itu sendiri. Untuk itu kitalah yang harus mengayomi adik-adik kita agar tahu dan tidak mengikuti mereka. Adapun cara untuk meminimalisir para remaja umumnya yaitu melalui media cetak dengan artilkel pembahasan tentang hari valentine, melalui percakapan keseharian kita pada adik-adik kita tentang hukum dan asal-usul  serta hubungannya dalam agama Islam.
2)   Informan kedua mahasiswi atas nama Afra Taufiqah, mengatakan hari valentine dalam Islam itu sendiri tidak ada, karena itu merupakan budaya Barat dan kita berbudaya Timur. Jadi untuk apa kita ikut-ikutan budaya meraka, dan jelas pula di dalam hadits “Man Tasyabbaha biqaumin fahuwa minhum”, barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian darinya. Cinta dan kasih sayang umat Islam itu tidak hanya satu hari tapi setiap hari dan setiap waktu seperti halnya silaturahmi. Adapun untuk maminimalisirnya yaitu harus adanya kesadaran dari diri sendiri dan mulai dari sekarang, kita harus mengetahui dan mencari tahu asal-usul  serta sejarahnya dan apa hubungannya dalam agama islam.
3)   Informan ketiga atas nama lilis mengatakan hari Valentine itu awalnya diadakan pada zaman dahulu dikisahkan dari seorang pendeta yang mencintai perempuan akan tetapi hubungan keduanya dilarang. Akhirnya pendeta itu pun bunuh diri, dari peristiwa itulah adanya hari Valentine karena untuk mempersatukan cinta keduanya. Adanya peringatan tersebut sama halnya dengan apa yang ada di daerah Bengkulu, tepatnya tanggal 10 Muharam diperingatinya kematian dari cucu dari Rasul. Karena diingat itulah maka ada kesamaan seperti halnya Valentine itu sendiri. Didalam Islam jelas tidak ada karena hari Valentine asalnya dari bangsa Yahudi. Dalam Islam hari kasih sayang tidak ditunjukkan pada satu hari saja akan tetapi setiap hari, untuk meminimalisir maraknya remaja yang ikut meramaikan hari Valentine yaitu dengan lebih diperdalamkannya pendidikan keagamaan karena agama merupakan pondasinya. Pengaruh dari luar dan dalam pun perlu diperhatikan secara selektifdan intensif  agar budaya asing tidak masuk sembarangan.
b.      Dokumentasi




c.       Analisis data
 Islam agama yang konsisten tidak ikut-ikutan, meniru-niru keyakinan dan gaya hidup Barat bukan bagian dari ajaran Islam, meskipun berkedok kebaikan dan kasih sayang, karena Islam telah mengatur cara-cara untuk menanam kebaikan dan menyediakan fasilitasnya (wasilah). Rasul Saw. bersabda : Siapa-siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapat suatu kebaikan, Allah berikan kepadanya kepahaman tentang agama Islam. (Al-Hadis). Ajaran kasih sayang yang diikuti lewat memperingati Valentine Day bukanlah ajaran Islam, Rasul Saw. melarang untuk meniru-niru cara agama lain : Siapa-siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) dia termasuk kaum (agama) itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESETARAAN GENDER DALAM DUNIA PENDIDIKAN (LINGKUNGAN KAMPUS UNISMUH MAKASSAR) OLEH DEVI SASMITA 10543001761...