PERUBAHAN SOSIAL
BUDAYA TENTANG PERAYAAN HARI VALENTINE
OLEH
KELOMPOK
DEVI SASMITA
VIDYA SARI NUR FAIDAH
PPKn C 015
FAKULTAS KEGURUAN dan
ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
A. Latar
Belakang
Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan (1982) adalah
perubahan perubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap,dan pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat. Tekanan padadefinisi
tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok
manusia, perubahan-perubahan mana kemudian mempengaruhi segi-segi struktur
masyarakat lainnya.
Sedangkan menurut Kingsley Davis (1960) perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan funsi
masyarakat. Perubahan kebudayaan dalam masyarakat merupakan
gejala perubahan pola hidup, kebiasaan dan struktur sosial dalam masyarakat yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Perubahan kebudayaan ini merupakan hal alami yang
terjadi di masyarakat dikarenakan sifat alami manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan, salah satunya adalah perubahan sosial pada kalangan anak muda
Indonesia yang mulai menganut sosial budaya asing yaitu merayakan Hari Valentine
atau hari kasih sayang yang masuk dari budayaEropa. Negara Indonesia mempunyai normanorma yang harus dipatuhi oleh
masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial,
norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masingdalam
mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yangditetapkan oleh
manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memilikimanfaat positif bagi
kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telahditetapkan pasti ada sanksi
bagi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma,apapun jenis norma ada di
Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.Kenyataan yang terjadi saat
ini banyak anak muda yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah
tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia.
Anak muda di Indonesia tidak menghiraukan lagi
norma-norma yangada, salah satu penyebabnya adalah kemudahan mengakses budaya
asing serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat usia
mudarawan tergoda dengan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya, sikap
yang belum dewasa membuat mereka tidak dapat membedakan
yang baik dengan yang buruk, seperti masuknya budaya merayakan hari kasih sayang (Valentine’s
Day )yang tidak bisa diterima dengan baik oleh kalangan anak muda di
Indonesia,sebagian dari mereka tidak hanya menganggap hari tersebut sebagai
hari kasihsayang namun berkembang menjadi hal-hal yang tidak pantas dilakukan
oleh usiaremaja seperti melakukan hubungan suami istri, hal ini juga didukung
oleh banyaknya situs situs porno yang masuk ke Indonesia, permasalahan ini sangat berdampak
negatif bagi masyarakat khususnya kalangan anak muda.
B.
Langkah-Langkah
Pembelajaran
1. Mengamati
Pengamatan yang kami lakukan
tempatnya di kampus Unismuh Makassar
2. Menanya
Melakukan
wawancara kepada beberapa mahasiswi tentang perayaan hari valentine di
indonesia. Berikut pertanyaannya : bagaimana menurut anda tentang perayaan hari
valentine di indonesia menurut perspektif islam?
3. Mengumpulkan Data
Jenis pengumpulan data yang kami
lakukan, yaitu :
a. Wawancara
1) Informan pertama atas nama uci ashari: mengatakan hari
valentine merupakan sebuah tradisi bangsa Barat dimana pada hari itu, merupakan
simbol hari kasih sayang dengan pertukaran hadiah, umumnya yaitu coklat
dan bunga. Di dalam Islam tentu tidak ada karena Islam sudah mamiliki hari
kasih sayang sendiri yaitu Idul Adha dan Idul Fitri dimana kita sesama Muslim
saling maaf memaafkan, kita sebagai umat Muslim tentu tidak boleh mengikutinya
karena apabila kita mengikutinya itu sama seperti halnya perayaan Natal, yang
merupakan hari spesial dalam agama Kristen. Apabila kita mengikuti mereka,
itu berarti kita termasuk sebagian dari kelompok mereka, adapun mungkin mereka
yang ikut-ikutan itu karena kebanyakan belum tahu asal dan usulnya dan
hubungannya dengan Islam itu sendiri. Untuk itu kitalah yang harus mengayomi
adik-adik kita agar tahu dan tidak mengikuti mereka. Adapun cara untuk
meminimalisir para remaja umumnya yaitu melalui media cetak dengan artilkel
pembahasan tentang hari valentine, melalui percakapan keseharian kita pada
adik-adik kita tentang hukum dan asal-usul serta hubungannya dalam agama
Islam.
2) Informan kedua
mahasiswi atas nama Afra Taufiqah, mengatakan hari valentine dalam Islam itu
sendiri tidak ada, karena itu merupakan budaya Barat dan kita berbudaya Timur.
Jadi untuk apa kita ikut-ikutan budaya meraka, dan jelas pula di dalam hadits “Man
Tasyabbaha biqaumin fahuwa minhum”, barang siapa yang menyerupai suatu kaum
maka ia termasuk bagian darinya. Cinta dan kasih sayang umat Islam itu tidak
hanya satu hari tapi setiap hari dan setiap waktu seperti halnya silaturahmi.
Adapun untuk maminimalisirnya yaitu harus adanya kesadaran dari diri sendiri
dan mulai dari sekarang, kita harus mengetahui dan mencari tahu asal-usul serta sejarahnya dan apa hubungannya dalam
agama islam.
3) Informan ketiga
atas nama lilis mengatakan hari Valentine itu awalnya diadakan pada zaman
dahulu dikisahkan dari seorang pendeta yang mencintai perempuan akan tetapi
hubungan keduanya dilarang. Akhirnya pendeta itu pun bunuh diri, dari peristiwa
itulah adanya hari Valentine karena untuk mempersatukan cinta keduanya. Adanya
peringatan tersebut sama halnya dengan apa yang ada di daerah Bengkulu,
tepatnya tanggal 10 Muharam diperingatinya kematian dari cucu dari Rasul.
Karena diingat itulah maka ada kesamaan seperti halnya Valentine itu sendiri.
Didalam Islam jelas tidak ada karena hari Valentine asalnya dari bangsa Yahudi.
Dalam Islam hari kasih sayang tidak ditunjukkan pada satu hari saja akan tetapi
setiap hari, untuk meminimalisir maraknya remaja yang ikut meramaikan hari
Valentine yaitu dengan lebih diperdalamkannya pendidikan keagamaan karena agama
merupakan pondasinya. Pengaruh dari luar dan dalam pun perlu diperhatikan
secara selektifdan intensif agar budaya
asing tidak masuk sembarangan.
b.
Dokumentasi
c.
Analisis data
Islam agama
yang konsisten tidak ikut-ikutan, meniru-niru keyakinan dan gaya hidup Barat
bukan bagian dari ajaran Islam, meskipun berkedok kebaikan dan kasih sayang,
karena Islam telah mengatur cara-cara untuk menanam kebaikan dan menyediakan
fasilitasnya (wasilah). Rasul Saw.
bersabda : Siapa-siapa yang dikehendaki
oleh Allah untuk mendapat suatu kebaikan, Allah berikan kepadanya kepahaman
tentang agama Islam. (Al-Hadis). Ajaran kasih sayang yang diikuti lewat
memperingati Valentine Day bukanlah ajaran Islam, Rasul Saw. melarang untuk
meniru-niru cara agama lain : Siapa-siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) dia termasuk
kaum (agama) itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar